Saya pertama kali dalam arti saat itu mencoba menikmati rokok adalah hari kedua dari Hari Raya
Idul Fitri yang saya lupa tahunnya tapi yang jelas waktu itu saya masih remaja. saya mengambil sebatang rokok Gudang Garam Djaya (kretek) dari meja ruang tamu orangtua saya yang memang
sebagaimana lazimnya rumah keluarga di kampung saat suasana lebaran atau hari raya "dipenuhi" aneka rupa makanan dan persediaan minuman dan di antara makanan dan makanan itu adalah rokok yang karena ada tamu yang rokoknya tertinggal atau secara sengaja meninggalkan sebagai "semacam" sedekah baik dengan terus terang memberikannya kepada
tuan rumah dalam hal ini orangtua saya atau dengan meninggalkannya begitu saja di meja tamu
sambil berpamitan usai silaturahmi dan ngobrol baik sebentar maupun berlama-lama.
Sebatang rokok Gudang Garam Djaya yang kemasan per bungkusnya berwarna hijau itu lalu saya bawa ke Masjid yang satu halaman dengan rumah saya. Lalu saya bersembunyi di kamar mandi masjid dan menyalakannya serta mulai menghisapnya. Saya terbatuk-batuk dan bersamaan dengan itu lidah saya bertabrakan dengan pahit yang bercampur dengan samar-samar getir.
Ada hal yang membuat suasana lebaran pada saat itu lingkungan kami di kampung memberi sejenis TOLERANSI bahkan untuk para remaja belasan tahun melakukan rokok kalau menurut tinjauan sekarang yang sifatnya ekonomi adalah bahwa uang saku khusus di hari lebaran sepertinya tidak perlu dihabiskan untuk beli jajanan atau makanan karena toh --sebagaimana halnya memang lebaran-- soal makanan di masing-masing rumah remaja itu orangtua mereka masing-masing sudah menyediakan.
"Psikologi Pasar" sederhana yang berlaku kemudian memang tidak membuat warung jajanan kemudian tutup karena sebagian bagi warung tersebut, itu ibaratnya kesempatan pertama setelah pedagang tidak berjualan secara normal di siang hari selama bulan puasa. Pada kebutuhan anak-anak remaja atau bahkan yang lebih muda, warung-warung itu biasanya menyediakan menu yang lebih bervariasi dari biasanya.
Keadaan teknis dari aktivitas anak-anak dan remaja merokok dalam suasana lebaran juga ada hubungannya dengan kebiasaan daripada perayaan lebaran yang lazim pada saat itu yang terkadang membuat tidak ada bedanya antara yang remaja dengan yang tua yaitu kebiasaan
melakukan kemeriahan dengan PETASAN. Tidak jarang, rokok di tangan anak-anak dan remaja pada hari raya di kampung halaman saya dulu tidak dihisap melainkan dimanfaatkan bara apinya untuk keperluan menyulut petasan tanpa harus berkali-kali menyalakan korek api (waktu itu bisa dikatakan belum ada teknologi KOREK API seperti sekarang yang mengalami praktis dengan penggunaan gas dan yang ada adalah korek api dari kayu atau korek api yang lebih "tua" yang menggunakan bensin dengan sumbu kapas).
Sampai di sini, barangkali Anda berfikir bahwa tulisan di atas tidak nyambung dengan judul yang saya gunakan. Anda tidak salah, karena hubungan itu sifatnya OFF THE RECORD sebagai ungkapan kata-kata akan tetapi bisa Anda temukan sebagai konteks politik Indonesia yang berlaku umum sejak Orde Baru mengkolektifisir narasi melalui film G 30 S / PKI di mana salah satu adegan dari film itu menggambarkan rapat rahasia PolitBiro CC PKI di era 1965-an. Pemimpin rapat dalam adegan itu digambarkan menyampaikan pembicaraan sambil menghisap rokok Djie Sam Soe. dan dengan suara berwibawa mengucapkan kalimat yang mendengung di semesta politik di Indonesia termasuk gerakan bawah tanah yaitu kalimat: JAWA ADALAH KUNCI.
Ringkas kata, bagaimanakah ungkapan JAWA ADALAH KUNCI berlaku atau tidak berlaku ketika urusannya menyangkut hal keadaan dari pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini. Cakupan periodiknya adalah bahwa film (!) berjudul G 30 S / PKI diputar secara rutin sejak dekade 1980-an sementara dua hal mengenai reorganisasi kapital di satu sisi dan atau defragmentasi negara di sisi lain adalah larutan dari jatuhnya Soeharto tahun 1998 sampai sekarang.
Demikian, terima kasih. Selamat berkembang.
Minggu, 27 November 2011
REORGANISASI KAPITAL ATAU DEFRAGMENTASI NEGARA?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar