Semiotika dan filateli. Kartun dan kemerdekaan. Kartu pos dari serpih keinginan. Sandiwara sebagai satu kata dan sandi sebagai kata yang berbeda dari kata wara. Sementara berlangsung ucapan wara’ sebagai transliterasi dari Bahasa Arab yang kalau diterjemahkan kurang lebih bermakna sebagai jalan hidup asketis.
Sandiwara menjadi kata bebas yang menjadi modus signifikansi untuk melakukan interpretasi atas Drama sebagai seni pertunjukan yang pentaskan di panggung theater. Dramatology sepintas lalu saya pernah baca dari jadwal kuliah dari seorang teman yang menempuh pendidikan di Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Dari beberapa bahan yang bisa saya pelajari, DRAMATOLOGY membahas seni pertunjukan yang sering disebut seni teater dengan hipotesis bahwa panggung adalah suatu Tertib. Bagaimanakah ketertiban dipelihara?
Maka ada naskah berisi dialog sesuai peran masing-masing aktor dan tentu saja ada sutradara yang belum tentu adalah penulis naskah dari drama yang dipentaskan. Sutradara bekerja membangun persesuaian antara permainan para aktor pertunjukan drama dengan bukan saja pelafalan dialog juga mimik dan gerak tubuh tetapi juga menjaga irama sehingga konsisten sebagai bagian dari keutuhan alur cerita.
Sebelum pentas, artinya dalam latihan bahkan sebelum ada kejelasan yang akan dipentaskan di panggung judul dan ceritanya bagaimana, mereka yang bergiat dalam seni teater dikondisikan untuk mengikuti latihan mulai dari istilah Olah Vokal sampai Eksplorasi Gerak dan “Pewarnaan” Mimik.
Olah vokal diarahkan sebagai proses untuk seorang aktor memiliki kemampuan untuk dapat berbicara dengan jelas bagaimanapun setting cerita dan peran yang dimainkannya sehingga kemudian sang aktor bisa melakukan penjiwaan dalam karakter yang diperankannya. Terkadang, olah vocal kalau tidak hati-hati, ketika di panggung: aktor tersebut tidak bisa membikin perbedaan antara suaranya sebagai seorang seniman dengan suara dari tokoh yang menjadi perannya di panggung.
Sebagaimana seni yang lain, ada “hukum” berupa tingkat kesulitan yang tidak bisa dianggap remeh baik untuk alasan pro maupun untuk tujuan kontra walaupun seni teater sekilas pandangan barangkali terlihat tidak ada matematikanya sehingga terkesan tidak mengenal “hukum berupa tingkat kesulitan tersebut.
Citra daripada ilmu dan bayangan tentang seni. Bagaimanakah kita akan memulai kalau pertimbangannya kemudian ketika halnya adalah mengenai bidang seni yang oleh akademisi tertentu dimasukkan dalam kategori seni tradisi seperti Wayang?
Kembali mengenai drama, matematisnya mungkin sudah menjadi urusan Bagian Produksi yang harus mengurus anggaran dalam sekali pentas. Saya belum begitu mengenal Bahasa Inggris untuk konteks ilmiah akademik ketika saya membaca buku DIALOGUE dan terus terang urut-urutan perkara yang dibahas dan model pembahasan yang ada dalam buku itu membuat saya menghadapi kecurigaan entah asal dari mana tetapi yang jelas bahwa kecurigaan itu menjadi terpayungi keraguan yang kalau merupakan sebuah ungkapan kurang lebih adalah: “Jangan-jangan, nama-nama besar yang pendapatnya merupakan filsafat dan masuk dalam periodisasi era Yunani Kuno banyak di antara nama-nama besar itu adalah sosok tokoh dari suatu naskah drama?”
… … …
Six 666 666 666 999 999
Tix 999 999 666 666 666
Uix
Contingencia
AltUS.PO.w=e=R
Vix 666
Wix 666
Xix 666
Yix 999
Zix 999
Aix 999
Bix 999
Cix 666
Dix 666
Eix 666
Fix 111 111
Gix 000 000
Hix 888 888
Iix 777 777
Jix 555 555
Kix 444 444
Lix 222 222
Mix 333 333
Nix 012 210
Oix 475 574
Pix 806 608
Qix 930 039
Rix 800 008
(*)
0101010101
9182736455
8273645519
7364552891
6455378219
5546372891
4637829155
3746558219
2837465591
1928374655
1010101010
iTB
BTi
.aDRESSbDRESScDRESSdDRESSeDRESSfDRESSgDRESShDRESSiDRESSjDRESSkDRESSlDRESSmDRESSnDRESSoDRESSpDRESSqDRESSrDRESSsDRESStDRESSuDRESSvDRESSwDRESSxDRESSyDRESSzDRESS:core crossing over off the record.
.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:>
<:.:.:.:.:>.::..:.::.:..::.::.;.;[]
\]unenonaninninanonenu[/
ROTHMSA
enphiendand
Tidak ada komentar:
Posting Komentar