juga tidak daun kecubung
pelanggaran batas malu
hendak kita beri selubung
keyakinan pada bangun
kesadaran massa
sedikit bisa menghibur
di tengah cedera rasa
yang teracuh akibat kekuasaan
pikun dan lalai akan harkat
keringat seragam di sawah
juga pabrik-pabrik
mendenyut di hati yang ekonomi
kerja adalah darah dari sejarah
tak ada kompromi
untuk malas yang berfilsafat
atau manja yang berpolitik
sebelum nama tinggal tulang
sampai jiwa tak sanggup menggapai
tak ada sedetik kesediaan
untuk kami lagi dan lagi
menjadi gelandangan zaman
tanpa kalian jamin hak kami bekerja
daun penutup malu ini
hanya akan merupa bahaya buat kalian
senjata kami masih baru bambu
esok mata kalian bakal jadi peluru
dari kami yang lahir seperti buku gambar
bersampul daun waru
Yogyakarta, 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar