Selasa, 21 Juni 2011

KEMBANG API TERAKHIR

sebelum pulang menuju kesibukan
sepercik api menjadi panggilan untuk sembahyang
menghadapi kesungguhan sepi
yang menjual susu di pagi hari
di antara gunung dan lautan
sahara padang harapan
badai di angkasa
tahun-tahun ketika bulan mencair
dan matahari terbelah keterasingan
gulita yang menjadi nasib
menanam doa di sehelai bara daun kering
dari batuan yang menjadi tempat untuk cinta bersembunyi
kata-kata seperti cahaya
meledak di udara
lalu memberi nafas kepada nyawa jiwa
dan kesempatan kepada ingatan untuk mengerti asmara
jingga
malam tak kunjung larut sebab kaca retak gelas anggur
pada buku pelajaran yang keranjingan ilusi
dan cita-cita yang menanggung salah pada keinginan sendiri
kembang api terakhir. menyala ketika jam terancam mati
                                                                    Yogyakarta, 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar