pada hujan yang menggenang di pelataran rembulan
aku bertemu omong kosong yang mengaku doa
beku
seperti airmata di ukiran pusara
atau cinta yang lupa untuk apa itu asmara
bersetubuh di altar batu
zaman sedang tak bisa bicara
walau anak telah berkerumun menjadi keturunan
bingung
seperti nestapa yang terkutuk keterasingan
aku menunggumu
di senja yang tajam memburam cahaya
sekedar menyatakan
waktu telah tiada
kalau yang kau maksud demokrasi
hanyalah permainan angka
di kitab batu
tertulis nama angkara
yang lahir dari balik citra-citra
aaah. kebenaran
kenapa pula tak kunjung kau tuliskan kabar
yang merdeka. dan tenang. dan hidup
Teluknaga, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar