belanja dzikir di swalayan wirid
aku menelan senyum yang diawetkan
dengan formalin atau borax barangkali
waktu berpayung iklan
tak lagi ada gerhana saat hujan propaganda
embun hanyalah sejenak mungkin
imam membaca doa
fatwanya isi perut yang menjadi mantra
ketika lidah telah seluas dunia
syahadat tercekik televisi
celana dalam adalah merk
sajadahnya payudara
sembahyang menuang anggur
para jemaat berburu pencipta malam
baku sepi mengasah pedang
kiblat di kepala
terinjak tangis bayi
yang menelan jarum suntik dari puting ibunya
ibadah kertas iman buku
padamu aku bertanya
tentang kegembiraan yang sedang bertapa
Yogyakarta, 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar