tua bangka kegenitan menghisap rokok
tembakaunya tumbuh dari keterasingan
sore menjelang panggilan Tuhan
tua bangka berkaca pada anak-anak kesombongan
matanya letih hatinya kelu
besok ia harus berkenalan dengan seseorang
yang akan membelikan kain kafan
sementara namanya telah lama ia gadaikan
:tua bangka menangis
ia ingin pamit pada semua ratapan
tapi masih ada hutang
dan baju dan celananya
lepas lalu pergi mengikuti pulangnya gairah
rasa tua bangka bertemu telanjang
sebelum ia dimandikan
dan mendaftar sebagai penghuni kuburan
Yogyakarta, 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar