tiga puisi dalam sehari
itulah suguhan dariku
kalau memang benar
kau tak pernah
memalsu rindu
kau yang bertanya usia cinta
mari nyalakan lilin
demi rembulan sayu
dan malam yang sedang
dirundung malu
lalu badai melanda hati-hati
tinggalkan doa sepi para nabi
yang dengan teratur
menyeru dunia
untuk sadar diri
angin mati di kepalaku
seorang pahlawan memerintah api
berbaris dan mengedarkan obat
candu masa lalu
psikotropika masa depan
menulis puisi untuk embun
memberi cinta kepada mawar
kering tanah yang syahdu
hanya memiliki keturunan
bernama kesungguhan
Probolinggo, 1995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar