senyum yang autis berkaca
pada jiwa beku
sendi harapan terasa ngilu
akhirnya mati di penjara
hari selewat lebaran
nomor telepon dan makan malam
penghabisan
untuk permaafan yang batal
kitab suci aroma ranjang
tangis tanpa catatan
perang dan damai
juga mistik yang senapan
gairah berarak absurd
rapi dan bau obat
berita desah
di telinga kelabu
penantian ini airmata
yang beku seperti jarum suntik
dan dingin dan takut
menjelang kematian
Jakarta, 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar