Selasa, 21 Juni 2011

PENANTIAN AIRMATA


senyum yang autis berkaca
pada jiwa beku
sendi harapan terasa ngilu
akhirnya mati di penjara

hari selewat lebaran
nomor telepon dan makan malam
penghabisan
untuk permaafan yang batal

kitab suci aroma ranjang
tangis tanpa catatan
perang dan damai
juga mistik yang senapan

gairah berarak absurd
rapi dan bau obat
berita desah
di telinga kelabu

penantian ini airmata
yang beku seperti jarum suntik
dan dingin dan takut
menjelang kematian
                               Jakarta, 1998

Tidak ada komentar:

Posting Komentar